SEJARAH DESA GEMPOL
Suatu desa atau daerah udah barang tentu memiliki sejarah dan latar belakang sendiri-sendiri sesuai dengan karakteristik dan kulturnya masing-masing yang merupakan pencerminan ciri kas dari suatu daerah. Sejarah desa atau daerah seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta. Dan tidak jarang dongeng tersebut dihubungkan dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat. Dalam hal ini desa Gempol juga memiliki hal tersebut yang merupakan identitas dari desa ini yang akan kami tuangkan dalam kisah-kisah di bawah ini.
Dari berbagai sumber yang dapat ditelusuri dan digali tentang asal-usulnya, desa Gempol memiliki banyak versi cerita yang cukup bervariasi. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya tempat yang dikeramatkan atapun kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang kemudian dijadikan sebuah nama.
Konon ceritanya, desa Gempol pada jaman nenek moyang merupakan suatu desa yang masyarakatnya sangat rukun. Di perbatasan desa sebelah timur laut tumbuh sebuah pohon Gempol yang sangat besar sekali. Dengan kepercayaan animisme dan dinamisme masyarakat pada waktu itu, pohon itu dianggap keramat sekali. Sehingga banyak warga desa ataupun warga desa lain kalau mempunyai permasalahan bersemedi di bawah pohon itu dengan harapan mendapat wangsit dari Tuhan sehingga bias menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan tidak jarang pula warga yang ingin rizkinya lancer juga sesaji di bawah pohon gempol itu. Terutama pada hari malam Jum’at Legi. Lama kelamaan pohon Gempol itu menjadi terkenal. Dengan kesepakatan warga di sekitarnya maka desa itu diberi nama desa Gempol yang sampai sekarang masih tetap digunakan sebagai nama desa.
Sejak jaman Belanda, Desa Gempol pada awalnya berbentuk Palang yang dipimpin oleh seorang Palang yang membawahi 2 daerah yaitu daerah utara sungai dan daerah selatan sungai. Bentuk palang ini berjalan sampai dengan 2 periode pemerintahan selama 134 tahun, kemudian berubah menjadi kelurahan selama 136 tahun 6 bulan setelah memasuki pemerintahan periode ke 3 berubah menjadi desa sampai sekarang. 2 daerah ini dipimpin oleh beberapa kamituwo yang dibantu kebayan serta lembaga lain dan juga jogo Boyo sebagai penanggungjawab keamanan. Mereka semua menjalankan fungsinya masing-masing dengan dengan baik. Sebagai imbalan dari pelayanan yang telah diberikan, masyarakat menyediakan lahan sawah untuk diberikan kepada mereka yaitu berupa tanah bengkok.
Namun pada jaman orde baru banyak mengalami perubahan, dari palang menjadi kelurahan dan akhirnya menjadi desa yang dibagi menjadi 4 dusun. Yaitu dusun Gempol I, dusun Gempol II Dusun Gempol III, dan Dusun Gempol IV. Sampai sekarang keadaan ini masih belum ada perubahan.
Dari beberapa sumber, Desa Gempol sudah pernah mengalami beberapa perubahan kepemimpinan ( 2 palang, 4 Lurah dan 13 Kepala Desa) yakni :
NO |
BENTUK PEMERINTAHAN |
TAHUN |
WAKTU |
NAMA PEMIMPIN |
1 |
Palang |
1628-1690 |
62 th |
Ki Honggo Kusumo |
2 |
Palang |
1690-1761 |
71 th |
Singodito |
3 |
Demang |
1761-1824 |
63 th |
Wirjogolo |
4 |
Lurah |
1824-1876 |
52 th |
Kartojono |
5 |
Lurah |
1876-1914 |
38 th |
Kartodikromo |
6 |
Lurah |
1914-1960 |
46 th |
Kasan Puro |
7 |
Lurah |
1960-1960 |
6 bln |
Pj Rono Suparto |
8 |
Desa |
1960-1966 |
5 th |
Sadiyun |
9 |
Desa |
1966-1968 |
2 th |
Pj Rono Suparto |
10 |
Desa |
1968-1976 |
5 th |
Rubiyati |
11 |
Desa |
1976-1976 |
3 bln |
Pj Rono Suparto |
12 |
Desa |
1976-1976 |
2 bln |
Pj Harjosumarto |
13 |
Desa |
1976-1979 |
2 th |
Karateker Sukir |
14 |
Desa |
1979-1982 |
3 th |
Karateker Ismail |
15 |
Desa |
1982-1990 |
8 th |
Ismail |
16 |
Desa |
1990-1993 |
3 th |
Pj Ismail |
17 |
Desa |
1993-2001 |
8 th |
Sujono |
18 |
Desa |
2001-2001 |
7 bln |
Pj Papan |
19 |
Desa |
2001-2007 |
6 th |
Sujono |
20 |
Desa |
2007-2008 |
1 th |
Nur Salam |
21 |
Desa |
2008-2008 |
|
Yatin |
22 |
Desa |
2008-2013 |
|
Yatun |
23 |
Desa |
2013-sekarang |
|
Susilo, Sp.MMA |